Bandung - Bio Farma menerima kunjungan 80 peserta “Policy Conference and Workshop Vaccinology for Clinical and Public Health Practice" yang diselenggarakan oleh PHARCI UNPAD, bersama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM), Saw Swee Hock School of Public Health (SSHSPH) - National University of Singapore (NUS) dan Health Intervention and Technology Assessment Program (HITAP) di Kantor Pusat Bio Farma pada 15 Mei 2023. Secara keseluruhan program workshop ini diselenggarakan pada 15-18 Mei 2023.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyambut baik kegiatan ini sebagai kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak.
“Bio Farma senantiasa terbuka untuk berkolaborasi dengan para ahli lainnya di berbagai bidang. Bagi kami kolaborasi adalah kunci dari keberhasilan. Saat pandemi covid-19, Bio Farma berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk percepatan penanggulangan pandemi. Kami menyadari bahwa kita harus bekerjasama untuk memperkuat ketahanan kesehatan bangsa” ungkap Honesti.
Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan dalam sambutannya saat hadir membuka kegiatan workshop pada hari pertama menyampaikan rasa terimakasih karena Bio Farma dipercaya untuk dapat sharing knowledge dan terlibat dalam acara yang dapat mengarah pada kolaborasi jangka panjang dibidang vaksinologi.
“Saya mengucapkan terimakasih telah melibatkan kami dalam kegiatan penting ini. Workshop yang dilaksankan menjadi kesempatan yang penting untuk berkerjasama dengan industri lain dalam mengahadapi kekurangan vaksin, kekurangan obat-obatan, dan alat kesehatan“ ungkap Rahman.
Director of Innovation and Corporation UNPAD, Prof. Dr. Tomy Perdana dalam sambutannya mengungkapkan, dirinya mendukung acara ini dan berharap acara berlangsung berjalan dengan baik, para peserta dapat memperoleh informasi teknologi kesehatan lainnya.
“Kolaborasi ini untuk mempersiapkan praktik klinis dengan mengundang lebih dari 70 peserta dalam Policy Conference dan Workshop yang dihadiri oleh para peneliti lainnya. Acara ini dilakukan untuk pengembangan penelitian klinis dan terkait kebijakan dibidang vaksinologi.
Berfokus pada epidemiologi dan topik penting lainnya untuk memberikan perhatian lebih bagaimana penyakit dapat dicegah oleh vaksin dan memperoleh teknologi kesehatan lainnya,“ ungkap Tomy.
Pada hari ke 2 Workshop, Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan menjadi salah satu narasumber yang mengangkat tema "Vaccine Journey: from The Lab To The People" bersama Prof. Rizky Abdulah, Director of Research and Community Engagement
UNPAD; Dr. Hannah Clapham, NUS Saw Swee Hock School of Public Health (SSHSPH); Prof. David Heymann, London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) dan Prof. Paul Fine, London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) serta narasumber nasional maupun internasional lainnya.
Sementara itu, dalam paparan saat menjadi narasumber, Rahman Roestan memaparkan pelajaran yang didapatkan serta inovasi yang dikembangkan oleh Biofarma Group dari pandemi Covid-19 dan perjalanan proses pengembangan vaksin untuk ketahanan kesehatan global, mulai dari penelitian, pengembangan, manufakturing dan quality control yang harus dijaga ketat agar mendapatkan kualitas vaksin yang baik.
“Masyarakat harus selalu siap di vaksinasi. Research and Development antara Universitas, Industri, dan Lembaga Penelitian harus selalu berkolaborasi, bekerjasama untuk mendapatkan vaksin secepatnya. Saat ini Kementerian Kesehatan memiliki program TKDN untuk mendorong swadaya vaksin, maka dari itu negara perlu merencanakan praktik permanen yang melibatkan industri vaksin,” ungkap Rahman.
“Teknologi dan proses digitalisasi merupakan lingkup industri baru dalam menjadi produsen vaksin. Namun, dari lingkup regional dan nasional hal itu merupakan harmonisasi dari regulasi. Inovasi dan kolaborasi harus terus dilakukan oleh industri kesehatan untuk ketahanan kesehatan global,” papar Rahman.
Pada workshop ini membahas isu - isu utama dalam vaksinologi, bagaimana pembuatan kebijakan dapat mengatasi tantangan dalam kebijakan vaksin sebagai prioritas bagi sistem kesehatan dan pembuatan keputusan. Fokus acara ini pada sains dan ekonomi vaksin, topik yang mendapatkan perhatian dalam krisis kesehatan COVID-19 dan akan tetap relevan dalam upaya terkait kesigapan menghadapi pandemi.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 70 peserta yang terdiri dari peneliti internasional, akademisi dan profesional klinis atau kesehatan masyarakat dibidang vaksinologi dari 4 negara yaitu Laos, Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar